Tuesday, 31 January 2012

TAZKIRAH

KHUTBAH TERAKHIR RASULULLAH S.A.W

Khutbah ini disampaikan pada 9hb Zulhijjah, tahun 10 Hijriah di Lembah Uranah, Gunung Arafah :
"Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu dengarlah dengan telti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.
Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan Kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci.Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kami lagi. Ingatlah bahawa sesungguhnya, kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan diatas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan sekarang.
Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikuti dalam perkara-perkara kecil.
Wahai Manusia Sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu mereka juga mempunyai hak di atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka keatas kamu, maka mereka, juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam Susana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai kedalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai Manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikankanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah Ibadah Haji sekiranya kamu mampu. Ketahui bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal saleh.
Ingatlah, bahawa, kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggung jawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu Awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaaku.
Wahai Manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan ada lain agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, necaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah ALQURAN dan SUNNAHKU.
Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalahMu kepada hamba-hambaMU..


Monday, 30 January 2012

MUTIARA KATA

"Di sebalik nikmat ada bala dan di sebalik bala itu ada nikmat. Oleh itu, bila ditimpa bala, usah resah kerana disebaliknya mengandungi suatu nikmat. Jika dikurniakan nikmat, usahlah lupa dan leka kerana dari sinilah berpuncanya bala.."

Tuesday, 24 January 2012

PERNAHKAH ANDA BERMIMPI?

MIMPI MENURUT ISLAM

Ustadz Abu Sa’ad al-Wa’izh berkata, “Pada prinsipnya mimpi yang baik itu bersumber dari aneka amal yang benar dan mengingatkan akan aneka akibat dari berbagai urusan. Dari mimpi yang baik itu muncullah aneka perintah, larangan, berita gembira, dan peringatan. Dikatakan demikian karena mimpi yang baik merupakan sisa dan bagian dari kenabian, bahkan ia merupakan satu dari dua bagian kenabian, sebab ada nabi yang wahyunya berupa mimpi. Orang yang menerima wahyu melalui mimpi disebut Nabi. Adapun orang yang menerima ucapan malaikat saat dia terjaga disebut Rasul. Inilah yang membedakan antara nabi dan rasul.”

Abu Ali Hamid bin Muhammad bin Abdullah ar-Rafa` memberitahukan kepada kami, dari Muhammad ibnul-Mughirah, dari Makki bin Ibrahim, dari Hisyam bin Hasan, dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,

“Jika masa semakin dekat, mimpi seorang muslim nyaris tidak pernah dusta. Muslim yang paling benar mimpinya adalah yang paling jujur perkataannya. Mimpi seorang mukmin merupakan satu bagian dari 46 bagian kenabian. Mimpi ada tiga macam: mimpi yang baik sebagai berita gembira dari Allah ‘azza wa jalla, mimpi seorang muslim yang dialami oleh dirinya sendiri, dan mimpi sedih yang berasal dari setan. Jika salah seorang di antara kamu mengalami mimpi yang tidak disukai, janganlah menceritakannya kepada orang lain, bangunlah, kemudian shalatlah.”
(Muttafaq ‘alaih)

Paparan singkat ini cukup kaya bagi orang yang mau merenungkannya dan mencermati maknanya. Kalaulah dipaparkannya secara panjang lebar, niscaya menimbulkan kebosanan dan kejemuan. Semoga Allah melindungi kita dari ilmu yang tidak bermanfaat, perut yang tidak pernah kenyang, nafsu yang tidak mau tunduk, doa yang tidak diterima, tabiat yang menyeret kepada ketamakan, dan ketamakan yang tidak pernah berakhir. Sesungguhnya Allah Ta’ala Mahakuasa atas segala yang dikehendaki-Nya, serta Maha melakukan apa yang dituju-Nya. Cukuplah bagiku Allah. Dialah sebaik-baik Pelindung.


*Anda ingin mengetahui dengan lebih lanjut berkaitan mimpi? Jika ya, ringan-ringankanlah tangan anda untuk membaca e-book Tafsiran Mimpi Menurut Islam secara PERCUMA!! Sila ke ruangan muat turun untuk mendapatkannya!

Friday, 20 January 2012

GURU BERTUGAS

GURU BERTUGAS MINGGUAN

TARIKH
30 Januari-3 Februari 2012

GURU BERTUGAS
Pn.Zalekha
Cik Hermalina
En. Azizol

PENOLONG KANAN BERTUGAS
En. Zamhuri Bin Tasir
(Penolong Kanan HEM)

TAJUK UCAPAN PERHIMPUNAN
"Tanggungjawab seorang murid - Mengambil bahagian dan bersungguh-sungguh menyertai aktiviti sekolah"


WHY ARE FINLAND SCHOOLS SUCCESSFUL?

What makes education in Finland that good? 10 reform principles behind the success.

How has one industrialized country created one of the world’s most successful education systems in a way that is completely hostile to testing? That’s the question asked — and answered - 

A summary:
Explaining the excellence of the schools in Finland is extremely complex. They have beautiful school buildings, well-trained teachers, state-of-the-art technology any fancy textbooks, but that doesn’t explain everything. I will not present an exhaustive or exclusive explanation for Finland’s success, but 10 CHARACTERISTICS MAY BE HELPFUL TO UNDERSTAND:



  • (1) When Finnish kids turn 7 years old they go into compulsory primary school during nine years. All kids start at the same level, no matter what socioeconomic background they have. They learn the basic knowledge, skills and attitudes of lifelong learning, which is consistently paying off with better academic achievement in later grades. These primary schools are places where playing and learning are combined with alternative pedagogic approaches, rather than mere instructional institutions.
  • (2) All teachers are prepared in academic universities. Teachers are highly respected and appreciated in Finland, partly because all teachers need a master’s degree to qualify for a permanent job. And the selection is tough: only 10% of the 5000 applicants each year are accepted to the faculties of education in Finnish universities. Finland improved its public education system not by privatizing its schools or constantly testing its students, but by strengthening the education profession and investing in teacher preparation and support. Their high level knowledge and skills makes that Finnish teachers
  1. can have considerable independence in the classroom to choose their preferred appropriate pedagogical methods;
  2. are very willing to continuously update their professional skills via post-graduate studies;
  3. are more willing to work on themselves, are open to new ideas and developed broader perspectives;
  4. are eager to be involved into the school development processes in their own schools as well as in national and international projects.
  • (3) Since the 1960s political authorities always have seen education as the key to survive and thrive in an increasingly competitive world. All governments, from left to right have respected over the past 4 decades, that economic growth is the primary goal, with education as the critical driver (according to some researchers, education explains 25% of Finland’s growth): “Investment in people is the best investment”.  To be competitive, the governments concluded, Finland has to substantially boost investments in education and research to foster innovation and cutting-edge development.
  • (4) Because the central government ensured sustainable funding to ensure FREE education for all, i.e. took care of ALL costs of tuition, warm school meals, learning materials, text books, transportation, new equipment, new facilities, student counseling, etc,  the teachers are able to focus on teaching and learning, and bringing new ideas and practices in schools. 
  • (5) There are no mandatory tests or exams; except for the nationwide National Matriculation Examination, in mother tongue, foreign language, mathematics and social/natural sciences, at the end of the upper-secondary school (from 17-19-year-old). Teachers make their own assessment tests, not quoting numeric grades, but using descriptive feedback, no longer comparing students with one another. This helped teachers and students focusing on learning in a fear-free environment, in which creativity and risk-taking are encouraged. Teachers have more real freedom in time planning when they do not need have to focus on annual tests or exams.
  • (6) Trusting the schools and teachers is a common feature in Finnish schools. Schools receive full autonomy in developing the daily delivery of education services. The ministry of education always believed that teachers, together with principals, parents and their communities know how to provide the best possible education for their children and youth. Except for guidelines for learning goals and assessment criteria, The National Board of Education (taking care of curriculum development, evaluation of education and professional support for teachers) doesn’t dictate lesson plans or standardized tests. School can plan their own curricula to reflect local concerns.
  • (7) For Manufacturing Education: In higher education, Finland offers university level studies or the polytechnics insitutions.  The polytechnic system was the focal point of education policies in Finland during the 1990s and the top priority for regional development. There is a wide consensus on increasing technology, environmental sciences and entrepreneurship education – all of which seem to contribute positively to economic development and growth. As a result regional support networks are developed to help schools and teachers to adopt new technology in education and incorporate technology into classrooms.
  • (8) Building upon the expertise of local players, whose experience, opinions and abilities allowed them to indicate the best ways forward. The teacher unions and the educators themselves have always had the opportunity to be heard, to help crafting a blueprint of the reforms.
  1. The key to get their commitment and support was tapping into and welcoming their expertise as professionals in laying the groundwork of reform. Expert committees of teachers, union representatives, university researchers, textbook authors and government officials designed the new frameworks, hashing out their differences and using each other’s valuable and varied expertise.
  2. Another key was reassuring teachers would not lose employment security and salaries. Before the reforms even commenced the teacher trade organization achieved this in negotiating higher teacher compensation for the extra more demanding work.
  3. Also experiments and pilot programs in developing curriculum reforms have helped ease concerns and win the teachers’ professional commitment. All experimental projects, coming from bottom-up as well, were monitored by university researchers, bringing a consistent culture of innovation in the Finnish education system.
  4. Education reform could only have proceeded if it gave the teachers a way to maintain their pedagogical freedom, creativity and sense of professional responsibility, by allowing them to choose textbooks and learning materials, and to determine the best way to cover the curriculum.
  5. The execution of new curricula, learning materials and new instructional methods was always carefully planned, province by province. Provincial Offices approved the plans from every municipality. The switch to a new reform was also guided by in-service training by a network of national level instructors.
  • (9) Political consensus and the capacity of policy makers to pursue reform: governments, trade unions and employers’ organizations form a tripartite in Finland, closely coordinating, communicating and heading to a common goal. In many countries the opposing-parties usually polarize debates and public opinion. Since the beginning of the 1970s until 1987 the ministry of education had two ministers from the main parties, requiring close political cooperation, resulting in workable solutions as both parties could endorse them. This proved to be the key factor behind the continuity of Finnish education policy. The parties detached from their populist political objectives and strategic maneuvers and began focusing on the subject-matter, on cooperating and acting together. Via the close partnership between the labor organizations and the governments, between the employees and the employers, in both planning and implementation stages, the teacher union changed from external political pressure group into a stakeholder in government decision-making, i.e. into one encompassing labor organization, that looks at the interest of the COMPLETE SOCIETY, just like the government. This key element in good quality of governance and public institutions turned out to be the driving force of education performance and economic competitiveness in Finland.
  • (10) Regional development and networking: Today the most important component of providing good education is the management and leadership skills of local political authorities, experts and school principals (carefully selected for their understanding of education development, their experience in teacher-education and their solid proven management skills). The key in the educational reforms was ‘how to find ways to help schools and teachers come together and share what they have learned about productive teaching techniques and effective schools’. The result was the creation of multilevel, professional learning communities of schools sharing locally tested practices and enriching ideas, and matching the needs for local economic development.



Thursday, 19 January 2012

UNTUK RENUNGAN

 Orang Ikhlas Itu Tertindas?

Jika kita memberi kebaikan kepada seseorang, kebaikan itu akan dibalas walaupun yang membalasnya bukan orang yang kita berikan kebaikan itu. Hakikat ini mengingatkan saya kepada satu perbualan yang berlaku sewaktu saya mengendalikan program latihan beberapa tahun lalu di sebuah organisasi.

“Saya tidak mempunyai apa-apa harapan lagi pada organisasi ini,” kata seorang kakak berterus-terang. “Mengapa?” balas saya. “Organisasi ini dipenuhi oleh kaki bodek dan kaki ampu. Saya terseksa bekerja secara ikhlas di sini. Tidak pernah dihargai, tidak ada ganjaran yang wajar. Saya bukannya orang yang bermuka-muka. Tak pandai saya nak ampu-ampu orang atas, Fokus saya kepada kerja sahaja.” Kakak itu sebenarnya adalah peserta program yang paling senior. Telah berpuluh tahun bekerja dalam organisasi tersebut. Itu adalah kali terakhir dia mengikuti program latihan. Enam bulan lagi dia akan bersara. Kesempatan yang diberikan kepadanya dalam sesi memperkenalkan diri itu telah digunakannya sepenuhnya untuk meluahkan rasa kecewa dan marahnya sepanjang berkhidmat di situ. Sungguh, dia kecewa sekali. Siapa tidak marah, jika bekerja secara ikhlas dan gigih tetapi tidak pernah dinaikkan pangkat atau mendapat kenaikan gaji?

Sewaktu rehat, sambil minum-minum dan berbual santai saya bertanya kepadanya, “kakak punya berapa orang anak?” Sengaja saya bertanya soal-soal “di luar kotak” agar ketegangan dalam sesi sebelumnya dapat diredakan. “Oh ramai encik…” “Bagaimana dengan anak-anak kakak?” Wah, saya lihat dia begitu ceria apabila mula menceritakan tentang anak-anaknya. Boleh dikatakan semua anak-anaknya berjaya dalam profesion masing-masing. Ada yang menjadi doktor, jurutera, pensyarah dan sebagainya. Malah seorang anaknya telah menjadi hafiz.
“Kakak, boleh saya bertanya?” “Tanyalah encik…” ujar kakak itu sambil tersenyum. Mendung di wajahnya sudah berlalu. Dia begitu teruja bila bercerita tentang anak-anaknya. Memang, semua anak-anaknya menjadi.
“Jika kakak diberi pilihan, antara anak-anak yang “menjadi” dengan naik gaji, mana yang kakak pilih?” Belum sempat dia menjawab, saya bertanya lagi, “antara kakak naik pangkat dengan anak-anak berjaya dalam karier mereka, mana yang kakak pilih?”
Dengan cepat kakak itu menjawab, “hati ibu encik… tentulah saya pilih anak-anak saya menjadi walaupun tidak naik gaji atau dapat pangkat. Anak-anak adalah harta kita yang paling berharga!” Saya tersenyum. Hati ibu, begitulah semestinya.
“Kakak, sebenarnya keikhlasan dan kegigihan kakak bekerja dalam organisasi ini telah mendapat ganjaran…” kata saya perlahan. Hampir berbisik. “Maksud encik?” “Allah telah membalas dengan ganjaran yang lebih baik dan lebih kakak lebih sukai. Bila kakak ikhlas bekerja dalam organisasi ini, Allah berikan kepada kakak anak-anak yang menjadi.” “Tidak pernah saya terfikir begitu encik…” “Allah Maha Berkuasa. Ada kalanya takdir dan perbuatan-Nya terlalu misteri dan rahsia untuk dijangkau oleh pemikiran kita. Tetapi yakinlah what you give, you get back. Itu hukum sunatullah dalam hubungan sesama manusia. Kebaikan yang kita buat akan kembali kepada kita. Yakinlah.” “Walaupun bukan daripada seseorang atau sesuatu pihak yang kita berikan kebaikan itu?” “Maksud kakak?” “Macam ni, saya buat kebaikan kepada organisasi tempat saya bekerja, tapi Allah berikan kebaikan kepada keluarga. Pembalasan Allah bukan di tempat saya bekerja,
sebaliknya diberikan dalam keluarga saya. Begitukah encik?”“Itulah yang saya katakan tadi, takdir Allah kekadang terlalu misteri.
Tetapi ketetapannya mutlak dan muktamad, siapa yang memberi kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Dalam istilah biasa itu dipanggil golden rule!” Kakak itu termenung. Mungkin memikirkan pertalian dan kaitan antara apa yang berlaku dalam organisasi dengan familinya.

“Metafora atau analoginya begini. Katalah kita sedang memandu di satu jalan yang mempunyai dua atau tiga lorong. Penuh sesak. Tiba-tiba sebuah kereta yang tersalah lorong di sebelah memberi isyarat untuk masuk ke lorong kita. Kerana simpati melihat dia terkial-kial memberi isyarat, kita pun beralah, lalu memberi laluan untuk kereta itu masuk di hadapan kita…”

Saya berhenti seketika mengambil nafas sambil mencari reaksi. Saya lihat kakak itu mendengar penuh minat. Dia meneliti metafora yang saya sampaikan dengan begitu teliti.
“Kemudian kita terus memandu ke hadapan. Mungkin sejam kemudian atau setelah berpuluh-puluh kilometer, tiba-tiba kita pula yang tersalah lorong. Kita pula yang memberi lampu isyarat untuk masuk ke lorong sebelah. Soalnya logikkah kalau kita mengharapkan kereta yang kita bantu sebelumnya memberi laluan untuk kita?”

Kakak itu tersenyum dan berkata, “tak logik encik. Kereta yang kita bantu tadi entah ke mana perginya.” “Tapi ada tak kereta lain yang simpati dan memberi laluan untuk kita?’“Pasti ada! Insya-Allah.”“Ya, begitulah. Padahal kereta itu tidak pernah sekali pun kita tolong. Tetapi Allahlah yang menggerakkan hati pemandunya untuk memberi laluan kepada kita. Orang yang kita beri kebaikan, tidak ada di situ untuk membalas kebaikan kita… Tetapi Allah menggerakkan hati orang lain, yang tidak pernah merasa kebaikan kita untuk membalas kebaikan kita tadi.” “Subhanallah!”

“Begitu dalam litar di jalan raya dan begitu jualah litar dalam kehidupan manusia. Kita buat baik kepada A, tetapi kerap kali bukan A yang membalas kebaikan kita tetapi B atau C atau D atau lain-lainnya yang membalasnya.

Inilah hakikat yang berlaku dalam kehidupan ini.” “Kita tidak boleh kecewa bila keikhlasan kita dipersiakan?” tanya kakak itu lagi. Lebih kepada satu respons minta diiyakan.“Kakak, ikhlas sebenar tidak pinta dibalas. Tetapi Allah Maha Kaya dan Maha Pengasih, siapa yang ikhlas akan diberi ganjaran walaupun mereka tidak memintanya kerana setiap kebaikan itu akan dikembalikan kepada orang yang melakukannya. Ia umpama bola yang dibaling ke dinding, akan melantun semula kepada pembalingnya!” “Selalunya saya dengar, orang ikhlas akan dibalas di akhirat.” “Itulah balasan yang lebih baik dan kekal. Tetapi saya katakan tadi, Allah Maha kaya, Allah mahu dan mampu membalas keikhlasan hamba-Nya di dunia lagi.” “Maksud encik?” “Orang yang ikhlas akan diberi ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Anak-anak yang soleh dan solehah. Isteri yang taat atau suami yang setia. Dan paling penting… hati yang sejahtera. Inilah kekayaan dan
kelebihan yang lebih utama daripada pangkat, gaji dan jawatan.”“Jadi orang ikhlas akan terus ditindas, tidak dapat kenaikan pangkat atau gaji? Bukan apa, saya terfikir kenapa nasib kaki ampu dan kaki bodek lebih baik dalam organisasi. Mereka dapat naik pangkat!”Giliran saya pula tersenyum.“Tidak ada kebaikan yang akan kita dapat melalui jalan yang salah.

Percayalah, kalau benar mereka kaki ampu dan bodek sahaja… pangkat yang mereka dapat akan menyebabkan mereka melarat. Gaji naik, tetapi ketenangan hati menurun. Ingat apa yang saya kata tadi, what you give you get back…Golden rule itu bukan untuk kebaikan sahaja, tetapi untuk kejahatan juga.

Kalau kita berikan kejahatan, kejahatan itu akan kembali semula kepada kita. Kaki ampu, mungkin akan dapat anak yang pandai bermuka-muka. Kaki bodek mungkin dibalas dengan isteri yang berpura-pura!” terang saya panjang lebar. “Jadi apa yang harus saya lakukan dengan baki masa perkhidmatan yang tinggal tidak beberapa bulan lagi ni?” “Bekerjalah dengan gigih.

Walaupun mungkin bos tidak melihatnya, tetapi Allah Maha Melihat. Bekerja itu satu ibadah. God is our “ceo”, kata orang sekarang. Insya-Allah, satu hari nanti manusia juga akan diperlihatkan oleh Allah tentang keikhlasan manusia yang lain. Jangan berhenti memberi kebaikan hanya kerana tidak dapat penghargaan…” “Maksud encik?”
“Jangan mengharap terima kasih daripada manusia atas kebaikan yang kita buat kepadanya.”“Kenapa?”“Kita akan sakit jiwa!” “Kenapa?” “Kerana umumnya manusia tidak pandai berterima kasih. Lihatlah, kalau kepada Allah yang Maha Memberi pun manusia tidak pandai bersyukur dan berterima kasih, apalagi kepada manusia yang pemberiannya terbatas dan berkala. Sedikit sekali daripada manusia yang bersyukur,” balas saya mengulangi apa yang maktub dalam Al Quran. “Tetapi Allah tidak berhenti memberi… “ kata kakak itu perlahan.

“Walaupun manusia tidak berterima kasih kepada-Nya. Sekalipun kepada yang derhaka dan kafir, tetapi Allah terus memberi… Justeru siapa kita yang tergamak berhenti memberi hanya kerana tidak mendapat penghargaan dan ucapan terima kasih?”“Ah, kita terlalu ego…”

Dan itulah kesimpulan perbualan yang saya kira sangat bermakna dan besar impaknya dalam hidup saya. Saya terasa “diperingatkan” semasa memberi peringatan kerana pada hakikatnya saya juga tidak terlepas daripada lintasan hati oleh satu pertanyaan… orang ikhlas tertindas?

Wallahu’alam….. sekadar ingin berkongsi dengan semua warga pendidikan yang diadaptasi daripada sahabat dari Pulau Mutiara.  





TAZKIRAH

 ~ Pisang dan Hati ~

Maryam, guru kelas tadika menganjurkan satu permainan yang sungguh menarik untuk murid-muridnya. Setiap murid diminta membawa beg plastik yang berisi pisang yang tertulis nama orang yang paling mereka benci ke kelas pada esok hari... Jadi, jumlah pisang yang perlu dibawa bergantung kepada jumlah orang yang dibenci. Keesokan harinya, setiap murid membawa beg plastik berisi pisang masing-masing.

Ada yang membawa tiga biji, ada juga lima biji dan paling banyak lapan biji. Semuanya sudah ditulis nama orang yang paling mereka benci. 'Sekarang simpan pisang tu. Jangan lupa bawa ke mana sahaja kamu pergi selama seminggu. Inilah permainannya. Selepas seminggu, kita akan tahu keputusannya' beritahu Cikgu Maryam.Kanak-kanak tersebut menyimpan pisang masing-masing di dalam beg.

Hari demi hari berlalu, pisang tersebut mula berbintik-bintik dan akhirnya menjadi busuk . Kanak-kanak itu mula merungut dan marah. Mereka tidak menyukai permainan itu lagi kerana selain beg berat, badan berbau busuk. Ada yang menangis, enggan meneruskan permainan Seminggu berlalu, pagi-pagi lagi murid-murid Maryam sudah bersorak. Permainan sudah tamat. Tidak ada lagi beban dan bau busuk yang perlu dibawa.' Okey semua, apa rasanya bawa pisang dalam beg ke sana ke mari selama seminggu?' tanya Cikgu Mayam.

Semuanya serentak mengatakan mereka benci permainan itu. Mereka hilang kawan, sering diejek dan terpinggir. Lebih teruk lagi, terpaksa tidur, makan, mandi, bermain dan menonton TV dengan bau busuk .'Itulah sebenarnya yang berlaku kalau kita simpan perasaan benci pada orang lain dalam hati. Bau busuk kebencian itu akan mencemari hati dan kita akan membawanya ke mana saja kita pergi. Jika kamu sendiri tidak boleh tahan dengan bau pisang busuk hanya untuk seminggu, cuba bayangkan apa akan jadi kalau kamu simpan kebencian sepanjang hidup kamu' beritahu Cikgu Maryam.

Maryam mengingatkan anak muridnya supaya membuang jauh-jauh perasaan benci
daripada membebani hidup.. Kemaafan adalah yang terbaik. Menyayangi lebih baik daripada membenci..!!

PENGAJARAN DI SEBALIK CERITA:

• Jauhi perasaan hasad dengki, menjadi batu api, cucuk menyucuk kepada orang lain dan kawan sendiri, selalu mengadu-ngadu dan membuat fitnah atas perkara yang remeh dan kecil. Kerana KAMU akan sentiasa dipandang hina dalam hidup.

• KAMU tidak akan bahagia dalam kehidupan. Dan jangan lupa sesungguhnya Allah sentiasa melihat dan mendengar.Allah tahu apa yang sebenarnya berlaku, walaupun KAMU mengatakan ia tidak, nescaya Allah itu MahaMengetahui. InsyaAllah sumpahan KAMU dengan nama Allah akan mendapat balasan di dunia ini juga.. bukan untuk di akhirat nanti…. kerana kamu mempermainkan nama Allah dan kebesaranNya untuk menganiayai seseorang.. dan

INGATLAH SESUNGGUHNYA DOA ORANG TERANIAYA SELALU NYA DIMAKBULKAN…..

"Warnakan diri dengan keikhlasan..lukiskan diri dengan senyuman. Gambarkan wajah dengan kemuliaan. Lakarkan budi dihati dengan kesucian"

Dari As Syeikh Nasir bin Muhamad Asmarqandi dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin menyebut dalam bab wara’ bahawa tanda-tanda wara’nya seseorang manusia itu ada sepuluh iaitu;

1-Menjaga lidah dari ghibah.
2-Meninggalkan suka berburuk sangka.
3-Meninggalkan amalan suka menghina org lain
4-Sentiasa pejamkan mata melihat yang haram.
5-Sentiasa berkata benar.
6-Mengingati & bersyukur kpd nikmat yg diterima.
7-Membelanjakan hartanya ke jalan yg benar.
8-Tidak m'harapkan kddkn duniawi & tak sombong.
9-Menjaga solat 5 waktu dgn penuh kesempurnaan.
10-Mengikut sunnah dan menyertai jamaah.

Semoga apa yang dipaparkan dapat dijadikan panduan untuk meneruskan perjuangan memberikan pendidikan dengan keikhlasan dan sepenuh hati terhadap anak didik kita. Ingat hari ini kita mendidik dan memberi ilmu kepada mereka. Satu hari nanti mungkin mereka pula yang berdiri dihadapan untuk memberi ilmu dan pendidikan kepada kita. Wallahua’lam.





Wednesday, 18 January 2012

SELAMAT BERCUTI !!



Dikesempatan ini, pihak admin dan pengurusan sekolah mengucapkan Selamat Bercuti dan Selamat Tahun Baru Cina 2012 kepada semua warga SK Gopeng, Tmn. Gopeng Baru yang akan memulakan cuti persekolahan tidak lama lagi. Untuk makluman, sekolah akan mula bercuti pada 21-29 Januari 2012. Sesi persekolahan akan bermula semula pada 30 Januari 2012. Pesanan admin untuk semua, berhati-hati di jalan raya, ingatlah orang yang tersayang. Semoga cuti kali ini memberi manfaat kepada semua. Sekian, terima kasih.  

DARI MEJA GURU BESAR

UCAPAN GURU BESAR



Pn. Hjh. Salmiah Rahmatul Laila Binti V. Shaik Dawood
Guru Besar SK Gopeng, Tmn. Gopeng Baru

Assalamualaikum w. b. t
Alhamdulillah syukur ke hadrat ilahi kerana dengan limpah dan kurnianya, Sekolah Kebangsaan Gopeng, Taman Gopeng Baru telah pun mempunyai blognya sendiri. Saya mengharapkan semua guru, murid dan juga ibu bapa mengoptimumkan sepenuhnya kemudahan yang ada di blog ini untuk mencari informasi yang terkini berkaitan dengan sekolah dari segi pentadbiran, HEM, Kurikulum, Kokurikulum, PIBG dan sebagainya. Saya mengharapkan juga dengan adanya blog ini, murid-murid di Sekolah Kebangsaan Gopeng, Taman Gopeng Baru menggunakan sepenuhnya kemudahan ICT untuk meningkatkan kemahiran dan juga ilmu pengetahuan dalam pelbagai bidang seperti sains dan teknologi, keagamaan, kesenian, linguistik dan sebagainya. Akhir kata, dengan adanya Blog Sekolah Kebangsaan Gopeng, Taman Gopeng Baru ini, diharap murid-murid dapat menjadi insan yang cemerlang dalam setiap bidang yang diceburi. 

Sekian, terima kasih.


Monday, 16 January 2012

GURU BERTUGAS

GURU BERTUGAS MINGGUAN

TARIKH
16-20 Januari 2012

GURU BERTUGAS
Pn. Nurul Nadiyah
En. Khatib
Pn. Mazurah

PENOLONG KANAN BERTUGAS
En. Mohd. Yusniza
(Penolong Kanan Kokurikulum)

TAJUK UCAPAN PERHIMPUNAN
"Tanggungjawab Seorang Murid-Menghormati Semua Warga Sekolah"



PENGAKTIFAN BLOG SEKOLAH


PENGAKTIFAN BLOG SEKOLAH BAGI TAHUN 2012

Assalamualaikum WBT dan Salam Sejahtera.

Mohon semua guru beri kerjasama kepada guru bestari untuk kerja menaik taraf dan kemaskini blog sekolah yang baru. Segala kerjasama amatlah dihargai.


Guru Bestari
SK.Gopeng Taman Gopeng Baru.